Bambu runcing lagi di”ongoti”
Sebagai satu-satunya kota pahlawan di dunia, Surabaya memiliki “simbol” kepahlawan… Ialah monumen bambu runcing yang berada di jalan PB Sudirman yang menjadi simbol tersebut. Monumen itu tepat di perempatan, deketnya TAIS Nasution, depannya Restoran…. apa ya aku kok lupa namanya, dan penanda jalan kalo mau ke PMI Jatim.
Beberapa minggu ini, bambu runcing sebanyak 3 buah itu tidak seperti biasanya. Semburan air mancur tidak lagi keluar dari dalam bambu. Maklum saja, bambu runcingnya lagi di”ongoti”. Ngerti artine di”ongoti”???
Kata ngo”ngoti” biasa dipake untuk menunjukkan kegiatan meruncingkan pensil kayu, supaya kalo dibuat nulis tidak terbentuk huruf yang tebel-tebel… Alat yang dipakai untuk ngo”ngoti” disebut dengan “ongotan”. Kalo lagi di toko alat tulis dan bilang, aku mau beli “ongotan”, penjualnya pasti tahu….
Nah, bayangkan kalo monumen bambu runcing yang cukup besar itu lagi di”ongoti” (lagi “diruncingkan”). Jangan dibayangkan, wah tambah seruncing apa jadinya ntar, tapi bayangkan ongotan apa yang akan dipakai??? 🙂 Penasaran… liat aja langsung ke Bambu Runcing….
Mbangun PLTU lagi…
Berita dari detik.com pagi ini, Sumut akan mbangun PLTU baru dengan kapasitas 2X125 MW.Katanya untuk menutup kekurangan pasokan listrik selama ini. Wah alhamdulillah nih buat orang SUMUT…
PLTU ini akan mulai dibangun tahun 2007 dan diperkirakan selesai 2-3 tahun lagi. Lumayan lama juga ya nunggunya… Emang mbangun apa aja sih?
Wanita hanya butuh Hati dan Bunga
Judul ini aku “peroleh” dalam perjalanan dari kantor ke perpustakaan. Ketika itu aku berpapasan dengan 3 orang yang lagi cerita-cerita. 2 orang laki-laki dan seorang cewek. Yang cewek lagi “digojloki” sama 2 orang laki-laki itu….
Seorang laki-lakiitu bilang, “wanita itu kan hanya butuh hati dan bunga” bukan yang lain…. Kontan aja si cewek penasaran, maksudnya apa??? Dalam hati aku pun mikir, mosok seh emang cuman butuh hati dan bunga??? Untuk apa?
Kemudian laki-laki itu ngomong, “hati itu maksudnya Harta dan Properti, sedangkan Bunga itu ialah bunga bank…”. Kontan aja si cewek langsung respon, “ya gak seperti itu sih…, tapi ya untuk kepastian hidup kayaknya hati dan bunga emang perlu”.
Aku yang denger obrolan itu jadi “cegek” dewe, kurang ajar banget sih cowok itu… “Buka kartu AS ke cewek yang ‘lugu'”. Emang kalo ntar setiap cewek butuh harta dan bunga, dan menuntut itu, setiap cowok siap????