Saya Termasuk Anggota NATO?
Judul di atas merupakan pertanyaan yang seringkali menyelimuti diriku selama 1 bulan terakhir ini… Mungkin juga pertanyaan itu pula lah yang membuatku berhenti sejenak dari nge-blog dan ke-blog-an. Untuk kemudian menyibukkan diri dengan aktifitas ke-kuliah-an dan lain-lain… Sampean tahu kan apa maksudnya NATO? Ya sampean benar, NATO adalah No Action Talk Only
Ialah seorang Doktor ternama di ITS yang membuat diriku menjadi intropeksi diri. Beliau sangat terkenal cerdas dan ide-idenya brilian untuk kemajuan ITS. Bahkan beliau juga aktif di mailist alumni untuk menggelindingkan opini-opini segar guna meningkatkan citra ITS. Pendek kata, beliau tiada duanya, dan membuat orang mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju kepadanya.
Namun sayangnya dalam tataran aplikasi untuk merealisasikan ide-ide tersebut, beliau tiba-tiba “menghilang”. Beliau lebih memilih tetap dalam status quo nya dan hanya mempersilahkan orang lain untuk berubah, sedangkan dirinya tidak. Beliau masih saja jarang ngasih kuliah, nyiapkan soal ujian dadakan, dan (mungkin juga) tidak ngoreksi hasil ujian, bahkan langsung keluar nilai akhir yang banyak huruf A-nya. Beliau bilang, itulah tanda bahwa dosen tidak pelit kasih nilai A ke mahasiswa…..
Dari sang Doktor itu kemudian saya terinspirasi, sudah benarkah diriku ini? Sudah adakah disiplin dan gairah dalam diriku untuk mewujudkan visi diriku sebagai seorang dosen? Sudahkah diriku dibimbing oleh nurani sehingga mengarahkan visi, disiplin, dan gairahku ke jalan yang lurus?
Pertanyaan-pertanyaan di atas kok “njelalah” bertepatan dengan keberadaan blog wodpress yang saya rasa semakin “aneh”. Waktu itu sebagian blog di wordpress lagi berkabung karena berita kematian sebuah blog. Saya jadi begitu heran, blog mati kok ya sampek dibelani segitunya…. Dan akhirnya saya memutuskan untuk tidak dulu mengklik New Post di Dashboard blog alief.wordpress.com….. Sembari berusaha mencari jalan guna terhindar dan bahkan mungkin untuk berlepas diri dari ke-anggota-an NATO (No Action Talk Only)
cak alief…
rehat sejenak dari sebuah rutinitas memang perlu, selain untuk menghindari kejenuhan juga sebagai sarana instrospeksi dan mereview kembali motivasi & aktifitas yang menjadi rutinitas tersebut.
Selamat melakukan hiatus..saya berharap semoga nanti sampeyan kembali ngeblog dengan semangat dan motivasi yang baru. 🙂
ah…kata tukul di empat mata “mari kembali ke laptop”
tapi cak, saya rasa kita bukan NATO, tapi memberikan pemikiran2 kita.
Tidak masalah, selama apa yang kita kerjakan tidak bertentangan dengan idealisme yang kita tulis.
njur, njuk, then, kemudian, lalu?
Kalau ide yang diungkapkan bagus kayaknya tidak begitu bermasalah walaupun semua itu hanya berhenti sebatas ide dasar tanpa adanya realisasi.
Setidaknya ada ide daripada cuma diam saja tidak menghasilkan apa-apa…
setidaknya NATO lebih baik daripada NTSO (No talk sleep only) 😀
Talk Only, Action? Nanti aja…(minimalnya sudah bisa Talk)
kalo yang no talk action only ada nggak?
Punya ide besar tapi gak bisa melakukan, cocoknya jadi konseptor. Supaya ide besarnya terlaksana, perlu berkolaborasi dengan orang yang tipe eksekutor. Itu menurut pendapat saya lho cak, yang cuma seorang eksperimenter bonek dan juga terlalu banyak bicara / ide tapi kurang kerja. Salam eksperimen.
# heru
terima kasih cak atas masukannya…
# arul
setuju Rul. Saya yakin kita bukan NATO kok, tapi ASEAN 🙂
# luthfi
tunggu aja tanggal main premiernya 😀
# deking
benar juga cak pendapat sampean… banyak orang sudah bahagia menerima apa adanya, tanpa mau berpikir dan menuliskan ide-ide baru….
# mathematicse
action nya nunggu kalo traffic light berwarna hijau ya… 🙂
# muftisip
ada juga orang yang seperti itu….
# paijo
konseptor berkolaborasi dengan eksekutor…. menarik juga… terima kasih cak atas urun rembuknya.
ngomong itu lebih gampang daripada bertindak
tp pas mau bertindak eh tnyata apa daya kemampuan ga sesuai 😆
Lama saya gak ngeblog karena sibuk persiapan lomba di BPPT. Sekarang sudah kelar tinggal nunggu hasilnya dan sudah bisa ngeblog lagi. Kapan berangkat ke Taiwan cak ?
betul.tindakanlah yang memberi hasil