Mudahnya Menyalahkan Orang Lain
Setiap manusia itu tempatnya salah dan lupa. Maka sudah menjadi kewajiban kita-lah untuk selalu memohon ampun kepada-Nya. Serta rajin mencatat segala sesuatu supaya tidak mudah lupa dan gampang salah.
Saya rasa, kita semua memahami akan hal itu. Namun kenapa seringkali kita menutup mata akan fakta ini. Serta terus mencari-cari kesalahan orang lain, bahkan mengumbar-ngumbarnya ke banyak orang? Sadarkah kita, bahwa mencari kesalahan orang lain itu sangatlah gampang….
“Semut di seberang pulau bisa ditampakkan bagaikan gajah”
Biasanya mahasiswa (seperti saya) adalah yang paling hobi mencari kesalahan orang lain. Melihat dosennya salah nulis, langsung diprotes. Melihat rekannya salah ngomong, langsung diprotes. Pendek kata, melihat orang lain dan menemukan kesalahan adalah kepandaiannya… Apalagi kalo sudah pakai jurus pokoknya™. Wah semakin hilanglah martabat orang lain.
Memang mencari kesalahan akan mudah dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan. Seperti mahasiswa itu contohnya. Apalagi kalo mahasiswa tingkat graduate, wah pasti lebih jago lagi cara cari kesalahan orang lain. Apalagi (lagi) kalo seorang Profesor, mantan pejabat lagi, wah pasti jago banget…
“Gajah di depan mata, akan ditampakkan bagaikan semut”
Kalo paragraf di atas kita amini kebenarannya, ini berarti petaka tambahan dari sistem pendidikan kita. Pendidikan yang harusnya menghasilkan anak didik bermoral dan beretika. Ternyata hanya menghasilkan orang-orang pandai tanpa moral yang memadai…
Semut itu kecil, kalo jauh ya gak kelihatan Gajah itu besar, kalo dekat ya pasti kelihatan
Sudah selayaknyalah kita meletakkan setiap hal pada porsinya. Istilah kerennya secara proporsional. Jangan dilebihkan dan jangan pula dikurangi. Memang sekecil apapun kesalahan yang diperbuat orang lain bila dibiarkan bisa berakibat fatal. Apalagi yang besar, wah malah bisa mengganggu keseimbangan bersama…
Dan untuk itu memang harus diperbaiki, bahkan segera. Tapi lihat caranya dong…
Pantaskah menyalahkan individu ke khalayak ramai untuk kesalahan yang bersifat pribadi? Pantaskah menjelek-jelekkan orang lain ketika kita punya pandangan yang berbeda? Pantaskah kita mengubur mimpi orang lain ketika kita lihat dia menyindir kita? Apalagi individu itu seorang yunior? Ya gak level lha…
Maunya itu membenahi kesalahan atau menghina-dinakan orangnya sih???
Jangan-jangan kita menyalah-nyalahkan orang lain untuk menutupi kesalahan kita sendiri. Atau untuk memperlihatkan kelebihan kita dengan merendahkan orang lain??? Atau karena kita belum begitu dewasa dalam hal kejiwaan sehingga susah menerima pendapat orang laen???
(Wah kalo diteruskan tambah jadi emosional ini, hehe…. Udah sampai sini aja dulu postingannya. Btw, jangan cari-cari semut pada gambar di atas lho ya…)
Pertaaaammmmmmmaaaaaaaaaaaxxx……….
SO, Muhashabah itu penting 😀
Semangaat cak alief…
itu muncul dari persangkaan yang tak diundang..
persangkaan ibarat cermin yang retak
tak baik dipakai bercermin, apalagi bersolek
saya salah kan diri sendiri dulu saja 🙂
sebelum menyalahkan orang atau benda lain 😀
kalo sudah jadi kebiasaan memang sulit sembuh ini..
soalnya kan udah diajarkan dari kecil, kalo anak kecil jatuh, si ibu bilang: “o… nakal itu kodoknya…” lha kok nyalahin kodok, padahal si bayi jatuh karena kesandung batu :d
Kalau kita tahu, bahwa seseorang itu sedang lupa, maka alangkah baiknya kita mengingatkannya (bukan langsung memvonis). Kalau kita berbeda pendapat dalam sebuah perdebatan, meskipun kita benar, kita malah dianjurkan untuk mengalah.
Sebaik-baiknya seseorang adalah yang mampu menutub aib saudaranya di dunia, dan lebih memandang dirinya yang sudah tentu tidak lepas dari banyak aib. Sebagaimana orang lain tidak menyukai jika aibnya terbongkar, maka begitu juga dengan diri kita…dan untuk ini diam itu lebih selamat dan menyelamatkan 🙂
Wassalam
Ini ada kaitannya dengan pemberitaan Suharto gak? kalo iya, Mudah2an aja tak mengaburkan substansi permasalahan suharto, dengan hanya memaafkan tak cukup untuk menghentikan pengusutan kasusnya, bahkan sampai dia meninggal sekalipun.. hehehehehehehehehe… piiissssss
Ass.
Kita memang harus belajar untuk tidak menyalahkan orang lain terhadap apa yang kita alami. Belajar untuk melihat diri kita (sukses or gagalnya kita) adalah tergantung pada diri kita sendiri. Jangan menyalahkan lingkungan.
emang begitu.. menyalahkan lebih mudah dari pada instrospeksi dan restropeksi
setuju klo lebih mudah menyalahkan orang lain, padahal di saat tangan kita MENUNJUK bahwa orang itu adalah salah, sebenarnya 1 jari (telunjuk) menunjukkan bahwa orang itu salah, namun 3 jari kita yg lain (tengah,manis,kelingking) menunjukkan ke arah diri kita sendiri yg berarti sebenernya kita harus lebih berintrospeksi apakah diri kita sudah benar dan tidak memiliki kesalahan seperti orang yang kita tunjuk tersebut
yaa mirip sekarang, kedelai dan minyak tanah langka, masyarakat pusing tapi pejabat pejabat yang di atas malah cuma saling menyalahkan…..belom ada yang menyatakan pengunduran dirinya sebagai konsekuensi moral tuh.
emang kita harus ngeliat diri kita dulu sebelum menyalahkan orang lain..
http://panieirene.wordpress.com
Mudahnya Menyalahkan Orang Lain
Semoga dapat selalu kita ingat untuk selalunya kita hindari, Amin.
diem aja ah…
Lha….? Salahnya Cak Alif sih…! Makanya…
Bener Cak, kok kita cenderung lebih mudah menemukan kesalahan orang lain daripada kesalahan diri sendiri ya?
Makasih pisan sudah menggugah ruhani saya yang juga masih suka mempersalahkan orang lain…
Sebelum tangan menunjuk ke orang lain, tunjuklah ke diri sendiri lebih dulu.
Dalam pergaulanku, saya lebih banyak menemui orang yang berpikir positif daripada yang suka menyalahkan…jadi saya percaya, bahwa di negeri kita masih banyak orang baik. Masalahnya cerita orang baik ini, kurang layak untuk jadi berita, jadi yang diekspos yang serba heboh…akhirnya kita mengira banyak orang yang lebih mudah menyalahkan orang lain.
padahal ketika kita menunjuk orang lain bersalah atas sebuah keadaan atau kejadian, sebenarnya ada 3 jari yang menunjuk ke kita, so…. tabayun dulu kali yeh.
wah gambarnya keren…
emang deh, kelakuan kaya gitu emang banyak…
dan itu terjadi di tempat saya kerja…
maklum manajemen panjat pinang
semut lema kuintal sama satu gajah berat naba ya? 😀
ya karena kita sudah terbiasa melihat apa yang diluar dari apda apa yang didalam diri sendiri.
mendingan diem saja
gak menyalahkan siapa2
tidak mudah menjadi orang yang bijaksana, tapi kita harus berusaha untuk bisa menjadi orang yang bijaksana dalam memandang suatu masalah…dan orang bijaksana biasanya tahu cara menghargai orang lain….yok kita belajar menjadi orang yang bijaksana….
baru dapet pngalaman ga enak nih kayaknya. hehe. but…. that’s definitely TRUE.
mm.. ok, let’s treat other just the way we want to be treated.
Ho oh cak…. *smbil angguk2 kepala:D
ingin dipuji, karena membutuhkan pandangan kekaguman
tidak ada yg perlu disalahkan…
waduh kesepet
Yang paling sulit itu justru melindungi kesalahan orang lain
fokus pada penyelesaian masalah.walaupun menyalahkan itu kadang perlu,tp saat2 tertentu saja