Blog cak alief

Tak pernah berhenti berjuang…

Belajar Nano dari Anggur dan Pepaya

Di bawah ini adalah tulisan tentang kulit anggur dan pepaya dilihat dari sudut pandang Itung-Itungan. Kemudian saya menggiringnya lebih dalam ke ukuran NANO. Semoga bisa menjadi diskusi yang menyegarkan.

Mengapa kita cenderung langsung memakan anggur tanpa lebih dulu mengupasnya seperti saat kita makan pepaya?

Dari sisi Itung-Itungan, alasannya karena perbandingan dari ukuran PERMUKAAN (kulit) anggur dengan VOLUME (isi) anggur jauh lebih besar ketimbang perbandingan ukuran kulit pepaya dengan isinya.

Yuk kita itung, anggap keduanya berbentuk KUBUS supaya ngitungnya gampang. Panjang sisi Anggur misal 4 cm, sementara Pepaya 20 cm. Berarti luas permukaan anggur 96 dan volumenya 64. Kalo Pepaya luas permukaannya 2400 dan volume pepaya 8000. Trus kita itung perbandingan dari luas permukaan dengan volume. Yg anggur berarti 96/40 sementara Pepaya 2400/8000.

Perbandingan Anggur yg lebih dari 2 sementara Pepaya kurang dari 0.5 menunjukkan bahwa perlu “COST” yg lebih besar untuk mengupas kulit Anggur ketimbang Pepaya dibandingkan dengan “PROFIT” yg didapat saat memakan isinya.

Selama ini kita sudah mafhum dengan hal itu, tanpa perlu menghitungnya terlebih dahulu. Karena memang manusia itu cenderung ke yg PROFIT-PROFIT ketimbang yg bercost besar. Maka seandainya kulit pepaya itu bisa dibuat tipis dan tidak pahit, tetap saja kita cenderung untuk mengupasnya terlebih dahulu. “Toh kan gak rugi”, gitu kata semua pedagang.

Ini berarti semakin kecil ukuran buah yg kita miliki maka nilai rasio dari luas permukaan dan volumenya semakin besar.

Kemudian jika kita “perdalam” perbandingan itu. Dari anggur yg berukuran centimeter (0.01) ke anggur yg berukuran nanometer (0.000000001). Maka bisa dibayangkan SANGAT BUESAR SEKALI nilai perbandingan dari luas permukaan dan volume untuk anggur yang berukuran nanometer. Dan saya jamin butuh waktu luama sekali untuk mengupas kulit anggur dalam skala nano 🙂

Selain itu efek dari perbandingan yg buesar sekali itu apalagi?

Orang Material bilang, sifat fisik dari sebuah materi yg berukuran nano akan jauh berbeda dibanding dengan saat materi itu berukuran centi. Contohnya emas, saat ukuran centi yg biasa kita liat emas berwarna kuning seperti perhiasan2 umumnya. Saat ukurannya jadi 30 nm emas akan terlihat merah cerah. Kalo dibuat lebih kecil dari 30 nm berubah jadi ungu. Dan bila diperkecil lagi akan menjadi kecoklatan.

Sementara contoh yg diberikan orang Kimia adalah alumunium. Alumunium saat ukuran centi gak berbahaya sama sekali, sementara saat ukuran 20-30 nm alumunium bersifat mudah meledak.

Selain Sifat fisik dan kimiawi, ukuran nano mungkin juga mempengaruhi sifat elektrik dari suatu material . Saat dulu Bpk Dedi Ekasa (manager Cypress semiconductor) jadi pembicara di diskusi Cluster Engineering, beliau menyampaikan. “Saat ini sudah lebih dari 2 tahun pembuatan chip ukuran di bawah 100 nm masih dalam proses desain. Sementara untuk yg sebelum2nya (ukuran di atas 100 nm) gak sampai butuh waktu selama itu.”

Itulah sekilas yg saya tahu efek dalam skala nano dari luas permukaan kulit anggur dan pepaya bila dibandingkan dengan volumenya…

Iklan

November 16, 2010 - Posted by | ke-science-an, ke-teknologi-an

5 Komentar »

  1. weits nyambung juga ternyata pak ke nano 🙂
    btw bukannya duku, langsat, kelengkeng seukuran luas permukaan dg anggur, tapi ngak dimakan kulitnya 😀 hehe
    alasannya karena pepaya tebal kulitnya, ketimbang anggur yg tipis 😀
    seperti halnya dg apel kadang ada yg makan kadang ngak 😀
    atau karena tingkat kepahitan dari kulit buah, kalo pepaya, langsat kan pahit, sedangkan kalo kulit anggur ngak ada rasa 😀
    *halah*

    Komentar oleh aRuL | November 16, 2010 | Balas

  2. ms Arul, kwaci jg termasuk yg harus dikupas dulu kulitnya, hehehe…
    Ini kan usaha untuk mempermudah penjelasan tg nano. Kalo ternyata malah bikin rumit, ya brarti masih amatiran yg nulis, hehehe…

    Komentar oleh alief | November 16, 2010 | Balas

  3. Berkunjng dan baca-baca saja lah saya.

    Komentar oleh Willy Ediyanto | Februari 21, 2011 | Balas

  4. bagaimana jika dibandingkan dengan apel?

    Komentar oleh Arashi Kensho | Februari 27, 2011 | Balas

  5. wah.wah.wah..

    Komentar oleh Google Sport | April 18, 2011 | Balas


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: