Blog cak alief

Tak pernah berhenti berjuang…

Pemimpin yang Menjadi Diri Sendiri

Dalam banyak teori dan buku kepemimpinan, dikatakan seorang pemimpin itu harus bersikap melayani dan punya visi jauh ke depan. Dua hal itu, melayani dan bervisi, seringkali dijadikan nasehat oleh siapapun ke pemimpin. Dan tidak jarang menjadi tolak ukur keberhasilan seorang pemimpin. Kalo dia mau melayani sepenuh hati dan setiap saat, maka dibilang pemimpin yang berhasil. Kalo dia bervisi penuh terobosan untuk organisasi, maka kepemimpinannya dijamin sukses.

Melayani dan bervisi mudah diucapkan tapi seratus persen susah dilakukan. Kalo gak percaya, cobalah jadi pemimpin. Kalo setelah jadi pemimpin kamu masih ingin menjadi pemimpin di tempat lain, maka bisa dipastikan selama memimpin kamu tidak bisa melayani dan bervisi prima. Orang yang benar-benar melayani dan bervisi pasti merasa gagal ketika menjadi pemimpin. Karena melayani dan bervisi itu pekerjaan sepanjang hayat, tidak bisa selesai dalam satu tahun atau satu periode kepengurusan organisasi.

Melayani dan bervisi itu diawali dari diri sendiri. Kalo sejak awal sudah gagal melayani diri sendiri dan bervisi untuk diri sendiri. Maka tidak heran jika seorang itu pingin terus menjadi pemimpin di banyak tempat. Karena itu sebagai bentuk pelarian jati diri. Dia gagal menemukan cara untuk melayani dan bervisi untuk dirinya, maka dia mencarinya di tempat lain.

Semacam cerita seseorang yang mencari kunci mobil di bawah sinaran lampu jalan tapi gak ketemu-ketemu. Ketika ditanya oleh temannya: memang dimana tadi kuncimu jatuhnya? Dia jawab: Tadi sih sepertinya di semak-semak situ. “Lha kok kamu carinya di sini?” kata temannya. Dengan enteng dia menjawab: “Karena di sini terang, sedangkan di semak2 itu gelap.”

Melayani diri sendiri bisa diliat dari kebiasaan kita terhadap diri kita. Apakah kita memberi makanan yang sehat untuk tubuh, menjaga stamina dengan olahraga yang cukup, memberi waktu otak untuk berpikir, menidurkannya ketika merasa lelah. Kalo melayani diri sendiri masih amburadul, jangan pernah bermimpi untuk bisa sukses melayani orang lain. Kamu bisa saja menjadi seorang pemimpin, tapi tolong kasihanilah orang-orang yang kamu pimpin.

Bervisi pun juga demikian. Kalo visi hidup pribadinya sendiri belum jelas, maka visi organisasi yang dituliskan dengan kalimat indah hanya akan menjadi hiasan. Ketika mau mewujudkan dalam bentuk program, pemimpin yang tak punya visi pribadi akan terus gagal. Dia tak pernah terlatih dalam mewujudkan visi-visi pribadinya. Maka jelas akan menjadi hil yang mustahal ketika mau mewujudkan visi organisasi.

Termasuk yang sering dijumpai dalam melayani dan bervisi adalah coba-coba, cari pengalaman, dengan alasan pemimpin itu tidak dilahirkan, tapi dibentuk. Pernyataan itu memang benar. Tapi yang dimaksud dibentuk di situ bukan ketika menjadi pemimpin organisasi kemudian latihan dan cari pengalaman membentuk karakter sebagai pemimpin. Justru ketika kita masih menjadi diri sendiri, disitulah latihan dan pembentukan yang paling tepat untuk menjadi pemimpin.

Bukankah nanti di hari akhir, setiap organ tubuh yang melekat pada diri ini akan ditanya tentang bagaimana kepemimpinan kita terhadap mereka?

Untuk itu bentuklah sikap melayani dan bervisi pada diri sendiri. Jangan risau dan berhasrat untuk membentuknya di organisasi dengan menjadi pemimpin. Ketika diri sendiri telah terbentuk dan siap, yakinlah semesta akan memberikan kepemimpinan organisasi itu pada dirimu, tanpa perlu kamu meminta-minta apalagi bermain curang.

Iklan

Juni 24, 2012 - Posted by | ke-opini-an | , , ,

7 Komentar »

  1. Salam Kenal Ya Semuanya g terkecuali dari sabang sampe merauke deh.. hehe.. 🙂

    Komentar oleh jaka | Juni 25, 2012 | Balas

  2. Yang Sepi ini sedang ditemai oleh secangkir Kopi dan Sebatang Rokok.. Namun Ditambah Baca Artikel.. Mancaaapppp.. 😛

    Komentar oleh nadiaananda | Juni 25, 2012 | Balas

  3. Waahh,, seru juga nih ternyata baca artikel sambil rokok_an n ngopi.. Ahihihihi..

    Komentar oleh nadiaananda | Juli 13, 2012 | Balas

  4. hehehehe… mudah-mudahan ane pertamax!! Wahh ,, kalah cepet dah.. Hihihi..

    Komentar oleh siscaamellya | Juli 30, 2012 | Balas

  5. cak, ada thread menarik di blog saya, semoga minat untuk dibaca
    http://klikharry.com/2012/08/12/menjadi-publisher-wordads-part-ii/

    Komentar oleh Harry Wahyudhy Utama | Agustus 12, 2012 | Balas

  6. Artikelnya sungguh menarik 🙂

    Komentar oleh Dewi Astuti Suwarno | April 15, 2013 | Balas

  7. Pernyataan itu memang benar. Tapi yang dimaksud dibentuk di situ bukan ketika menjadi pemimpin organisasi kemudian latihan dan cari pengalaman membentuk karakter sebagai pemimpin. Justru ketika kita masih menjadi diri sendiri, disitulah latihan dan pembentukan yang paling tepat untuk menjadi pemimpin.

    Komentar oleh Buah kurma | November 26, 2017 | Balas


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: