Detik-Detik nya B.J Habibie

Akhirnya aku punya buku-ne pak Habibie, Detik Detik yang Menentukan Jalan Panjang Demokrasi di Indonesia. Aku membelinya di Gunung Agung, pas bukune tinggal satu pisan. Harga bukunya muahal banget, satus seket ewu….. Tapi karena aku sudah terlanjur kepingin, ya dibeli aja.

Kenapa aku kok pingin banget? Karena aku terprovokasi sama acara Kick Andy pas bintang tamunya pak Habibie dan pak Wiranto. Mereka membahas tentang “upaya kudeta” yang dilakukan oleh Prabowo selaku Pangkostrad. Jadi aku pingin tau, gimana sih sebenarnya peristiwa itu, versi habibie, versi Wiranto, dan juga versi Prabowo.

Sebenernya bukune Wiranto, Bersaksi dalam Badai, juga ada di Gunung Agung. AKu juga pingin beli bukune Asvi AA tentang rangkuman acara Kick Andy ketika 3 tokoh itu jadi bintang tamunya. Tapi karena budgetku terbatas, ya satu-satu lha beli bukune…

Kembali ke Habi….bie.

Papa “ngenalkan” aku dengan Habibie ketika aku masih SD kelas 3. Papa bilang ke adikku, Titus, kalo matane kayak Habibie, “plolong”. Trus aku tanya ke papa, “Habibie itu siapa?” Papa bilang, Habibie itu orang pinter, lulusan Jerman, sekarang jadi menteri sing keja pesawate Indonesia. Saat itu aku bener-bener kagum sama beliau.

Ketika duduk di bangku SMP dan SMU aku sempat baca bukune pak Habibie tentang melihat hilal dengan teknologi dan tentang biografi nya selama di jerman dan menjadi menteri. Pas pak Habibie jadi presiden dan memimpin Indonesia melewati krisis serta menyiapkan pondasi reformasi, saya gak begitu mengikuti perkembangannya. Karena waktu itu saya lagi seneng-senengnya ikut lomba fisika, dan keasyikan dengan masa remaja 🙂

Dan alhamdulillah di buku Detik-Detik ini saya bisa dapatkan bagaimana peristiwa reformasi itu terjadi, khususnya di sekitar istana negara. Saya pun bisa membaca kembali bagaimana perjuangan beliau dalam kehidupan bernegara (politik). Meskipun banyak orang yang mempertanyakan kemampuan memimpin dan politiknya.

Itu dikarenakan beliau memang lebih ahli di bidang desain dan konstruksi pesawat terbang, khususnya fracture mechanics. Katanya, beliau juga punya Habibie equation untuk menghitung laju pertumbuhan retak. Mungkin setara dengan Paris Equation, tapi saya sendiri gak terlalu menguasainya, meskipun sakjane aku di bidang itu (kakean ngeblog seh…). Sehingga beliau pun dijuluki Mr Crack.

Hehehe sakjane aku agak bangga karena ternyata pak Habibie sama seperti aku, orang Teknik Mesin. Meskipun beliau dari Jerman, Aachen lagi dan aku dari Indonesia, ITS pisan (hahahaha). AKu jadi inget sama pak Rahardi Ramelan dengan bukunya Jalan Terjal Menegakkan Kebenaran. Pak Rahardi juga lulusan Teknik Mesin, Rep Ceko, bahkan beliau juga guru besar di ITS meskipun gak pernah kelihatan 🙂

Mungkin pada lain kesempatan aku akan ceritakan lebih detail dan lebih banyak lagi tentang isi buku nya Pak Habibie ini (mungkin lho ya). Khususnya tentang isu kudeta oleh Prabowo itu. Tapi jangan terlalu berharap…..