Blog cak alief

Tak pernah berhenti berjuang…

Mengenang John A Wheeler

Fisika sedang berduka, John Archibald Wheeler, bapak dari black hole meninggal dunia pada usia 96 tahun. Wheeler dikenal oleh Fisikawan karena sumbangsihnya dalam bidang: particle physics, nuclear fission, general relativity, geometrodynamics, dan quantum gravity.

Seingatku, pertama kali tahu nama Wheeler ketika membaca “Cerdas Jenaka Cara Nobelis Fisika (Richard P Feynman)”. Dimana Wheeler adalah pembimbing Feynman ketika kuliah pascasarjana di Princeton University. Gak banyak yang aku ingat cerita tentang Wheeler dalam buku tersebut, mau buka lagi bukunya juga gak bisa. Karena bukunya ada di Indonesia…

Bagi para fisikawan, nama Wheeler sering didengar seperti halnya Oppenheimer, Bethe, Feynman yang terlibat Manhattan Project . Wheeler yang lahir 9 Juli 1911 mendapatkan gelar doktor dari Johns Hopkins Unviersity di usia 21 tahun (tahun 1933). Setelah itu dia sempat riset bareng dengan Bohr di Denmark hingga perang dunia kedua meletus. Selama PD 2 Wheeler, sebagaimana Fisikawan lain, juga ikut membantu terwujudnya bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki.

Menurutku, Wheeler bisa juga disejajarkan dengan Einstein, Bohr ataupun Hawking, meskipun tidak ada Nobel Prize yang sempat beliau menangi. Selama menjadi Profesor di Princeton University (1938-1976), Wheeler memperkenalkan istilah warmhole di tahun 1957 dan blackhole di tahun 1967. Selama masa itu pula Wheeler memformulasikan Geometrodynamics, sebuah cabang Fisika yang mereduksi fenomena fisik dalam geometri.

Sebagai seorang dosen, Wheeler dikenal sebagai dosen yang mengajar dengan penuh antusias, inpirasi dan imajinasi luar biasa. Wheeler mampu menjelaskan hal-hal yang kompleks menjadi materi yang mudah dipahami. Maka tak heran kalopun sudah terkenal, Wheeler tetap terus mengajar mahasiswa Fisika di tahun pertama. Menurut Wheeler, pikiran-pikiran para pemuda itu sangatlah penting…

Referensi:

Foto di atas diambil dari flickr.com. Urutan dari kiri Willis Lamb, Abraham Pais, John Wheeler, Richard Feynman, Herman Feshbach dan Julian Schwinger berdiskusi di Shelter Island Conference, Juni 1947

(AIP Emilio Segre Visual Archives)

Iklan

April 15, 2008 - Posted by | ke-science-an | , , , , ,

4 Komentar »

  1. Meskipun saya tidak bersahabat dengan pelajaran fisika ….namun saya turut berduka cita 😦

    Komentar oleh desmeli | April 15, 2008 | Balas

  2. selamat jalan paman….. :mrgreen:

    Komentar oleh deteksi | April 15, 2008 | Balas

  3. dunia ilmu pengetahuan ikut berduka

    btw, memang tak seheboh kematian artis!

    Komentar oleh peyek | April 15, 2008 | Balas

  4. turut berbela sungkawa.. semoga semua ilmunya berguna untuk smua..

    Komentar oleh ndop | April 18, 2008 | Balas


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: